Senin, 15 Oktober 2012

Kondisi-kondisi dalam pencapaian tujuan belajar

Menurut Udin S. Winataputra (2005: 4.25), ada beberapa kondisi belajar yang mempengaruhi tujuan belajar yaitu:
A. Kondisi- Kondisi Internal
Kondisi 1: Sikap siswa terhadap belajar
sikap pada dasarnya merupakan kemampuan seseorang untuk memberikan penilaian tentang sesuatu yang membawa dirinya sesuai dengan penilaian itu. jika anda memiliki penilaian yang kurang terhadap sesuatu, biasanya anda cenderung untuk menolak atau mengabaikan sesuatu itu. begitu pula siswa dalam belajar. penilain siswa terhadap proses belajar akan mengakibatkan terjadinya sikap dalam belajar tersebut, apakah sikap menerima, mengabaikan atau bahkan menolak sama sekali.

Kondisi 2: Motivasi belajar
Motivasi erat kaitannya dengan sikap belajar. jika sikap siswa terhadap belajar positif maka ia akan terpacu untuk belajar. motivasi pada hakikatnya merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. apabila motivasi belajar siswa kuat maka kegiatan belajarnya akan meningkat dan begitu pula sebaliknya. 

kuat lemahnya motivasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh oleh banyak faktor baik yang berasal dari dalam diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa. motivasi belajar yang sangat diharapkan terjadi adalah motivasi yang timbul dari diri siswa sendiri sebab motivasi ini memiliki kekuatan yang lebih lama dan lebih baik dibanding dengan motivasi lainnya. motivasi yang diarahkan oleh guru juga sebenarnya harus diupayakan ke arah terjadinya motivasi dari dalam diri siswa sebab apabila siswa telah memiliki motivasi pribadi dalam belajar maka tugas guru menjadi lebih ringan dikarenakan siswa akan belajar dengan sendirinya misalnya dengan mencari sendiri, melakukan sendiri, menemukan sendiri dengan bantuan guru yang sedikit. hal ini berarti bahwa tujuan belajar dapat tercapai dengan lebih efektif.

kondisi 3: Konsentrasi belajar siswa
untuk mencapai tujuan belajar tentu memerlukan konsentrasi dalam belajar. konsentrasi dalam hal ini yaitu kemampuan siswa dalam memusatkan perhatiannya pada pelajaran. pemusatan perhatian ini terutama tertuju pada isi bahan belajar atau pada proses memperoleh bahan tersebut.
untuk menumbuhkan konsentrasi belajar siswa selain menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi juga perlu perhitungan waktu belajar  yang digunakan. menurut beberapa ahli psikologi belajar, dalam pembelajaran yang bersifat klasikal kekuatan perhatian yang dimiliki siswa setelah 30 menit akan menurun. karena itu, dalam menyajikan bahan ajar kepada siswa hendaknya memberikan istirahat atau selingan selama beberapa menit saja untuk memulihkan kembali perhatian siswa terhadap pelajaran yang diberikan.

kondisi 4: Rasa percaya diri siswa
kepercayaan diri ini erat kaitannya dengan keberhasilan belajar. semakin sering memperoleh hasil yang baik dalam belajar maka semakin tinggi rasa percaya dirinya. sebaliknya semakin sering mengalami kegagalan maka rasa percaya diri akan menurun. jika rasa percaya diri siswa menurun maka siswa menjadi takut belajar atau tidak memiliki keberanian. dengan kondisi tersebut sudah jelas tujuan belajar tidak akan tercapai. biasanya rasa percaya diri siswa akan timbul apabila ada pengakuan dari lingkungannya seperti guru, orang tua atau teman-temannya.

kondisi 5: Intelegensi
Intelegensi dapat dikatakan sebagai sejumlah kecakapan yang dimiliki siswa. kecakapan tersebut digunakan untuk memecahkan masalah belajar atau masalah dalam kehidupan sehari-hari. keberhasilan dalam belajar banyak dipengaruhi oleh kualitas kecakapan atau intelegensi siswa. dengan tes tersebut maka dapat diketahui siswa mana yang kecakapannya pada taraf normal, dibawah normal atau di atas normal. bagi siswa yang kecakapannya di atas normal biasanya memiliki kecapatan belajar yang tinggi sehingga pencapaian tujuan belajar bisa lebih cepat dibanding siswa-siswa lainnya. begitu pula sebaliknya, siswa-siswa yang kualitas intelegensina kurang maka kecepatan belajarnya kurang dan pencapaian tujuan belajar agak tersendat-sendat. hanya yang harus anda perhatikan, intelensi tersebut bersifat tetap, tidak berubah, tidak akan berkurang atau bertambah, misalnya siswa yang tadinya kecakapannya normal tidak akan menjadi jenius. karena itu yang bisa diupayakan oleh para guru yaitu bagaimana mengoptimalkan kecakapan yang dimiliki siswa sesuai dengan tingkat intekegensi yang dimilikinya.
B. Kondisi-Kondisi Eksternal 
kondisi 1: guru sebagai pembimbing belajar
setiap guru di tuntut memiliki kompetensi atau kemampuan baik kemampuan profesinya, kemampuan pribadinya atau kemampuan sosialnya. kemampuan-kemampuan tersebut sangat berpengaruh terhadap tercapainya tujuan belajar siswa. mungkin tidak tercapainya tujuan belajar itu karena guru terlalu mendominasi proses belajar siswa sehingga siswa tidak memiliki kesempatan untuk mencari atau menemukan sendiri apa yang sedang dipelajarinya dan bagaimana mempelajari sesuatu. timbulnya berbagai pendekatan atau strategi pembelajaran individual adalah salah satu bukti bahwa kemandirian dalam belajar mendapat perhatian yang lebih besar saat ini. karena itu, apabila guru masih menguasai atau mendominasi proses pembelajaran maka pada hakikatnya guru tersebut sudah ketinggalan zaman. guru masa kini hendaknya bertindak sebagai pembimbing atau fasilitator belajar yang bertugas mengorganisasi atau mengatur lingkungan agar terjadi proses belajar pada diri siswa.

kondisi 2: sarana dan prasarana belajar
sarana belajar biasanya mencakup ketersediaan buku-buku pelajaran, fasilitas laboratorium dan media pembelajaran. sedangkan prasarana pembelajaran biasanya berkaitan dengan ruangan belajar, gedung sekolah, ruang ibadah, ruang olahraga dan sebagainya. bagaimanapun lengkapnya sarana dan prasarana yang dimiliki belum menjadi jaminan terselenggaranya proses pembelajaran yang baik. yang tepenting adalah bagaimana mengelola sarana dan prasarana tersebut untuk terselengaranya proses pembelajaran yang baik sehingga tujuan belajar dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

kondisi 3: Lingkungan sosial siswa
setiap siswa yang berada dalam lingkungan sosial di sekolah memiliki kedudukan dan peranannya masing-masing. jika seorang siswa diterima di lingkungannya maka ia akan lebih mudah menyesuaikan diri. kondisi seperti ini akan mempermudah dalam mencapai tujuan belajarnya. sebaliknya apabila siswa di tolak di lingkungannya maka banyak hambatan yang akan di laluinya dalam mencapai tujuan belajar tersebut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar